Om Swastyastu,
Hari kiamat
merupakan hari yang datangnya
bagi sebagian umat
manusia merupakan hari yang sangat ditakuti, akan tetapi bagi sebagian umat
dimuka bumi lainnya hari yang sangat ditunggu-tunggui. Terlepas dari dua paradigma di atas,
bagi umat hindu sendiri mengenal adanya
hari kiamat, lebih jauh bahwa setelah masa itu, akan diganti lagi dengan
kehidupan yang baru dimulai dari proses awal penciptaannya. Dalam Kitab Brahmanda Purana dengan
salah satu ajarannya yang ditekankan adalah mengenai adanya hari kiamat (Pralaya).
Pralaya diartikan sebagai suatu
keadaan dimana seluruh makhluk, manusia,
tumbuh-tumbuhan dikatakan musnah
sehingga tidak ada lagi kehidupan di dunia
ini. Kejadian
ini terjadi pada akhir jaman Kali (Kaliyuga).
Terdapat empat macam Pralaya, yaitu:
1.
Nityapralaya; merupakan suatu
kejadian setiap hari dari semua makhluk hidup mengalami saat kematian hingga
masa kematian.
2.
Brahmapralaya; ialah pralaya yang
dialami oleh Brahma, diartikan sebagai Brahma tidur/istirahat dan pada saat
itulah semua kehidupan tidak ada lagi, musnah.
3.
Praktrapralaya; diartikan sebagai
masa awal penciptaan dimana saat ini merupakan saat dimana alam yang tidak
nyata (alam awyaka).
4. Atyantikapralaya;
masa dimana dari alam yang tidak nyata menjadi nyata.
Di sini akan kita coba
membahas mengenai Brahma Pralaya. Pada saat itu dikatakan merupakan hari
kiamat. Tapi jika kita telaah lebih lanjut dengan adanya pralaya yang ke tiga
dan ke empat, ternyata hari kiamat yang dimaksudkan bukanlah merupakan akhir
dari kehidupan itu sesungguhnya, karena kehidupan berikutnya akan terjadi lagi.
Akan tetapi kehidupan yang baru tersebut adalah bukan dari lanjutan kehidupan
yang lalu. Hal ini karena Tuhan akan melakukan kerja kembali dan menciptakan
lagi suatu kehidupan dengan melalui suatu proses yang dari awal lagi, yaitu dari
sesuatu yang tidak ada menjadi sesuatu yang ada yang selanjutnya akan
terciptalah sesuatu yang lainnya seperti awalnya dan masa kemusnahan ini
memakan waktu yang sangat lama (satu pararddha
yang sama dengan 17 angka nol) dan
kembali lagi ke jaman Krtayuga. Demikian kalau kita artikan dalam kitab
Brahmanda Purana mengenai Maha Pralaya.
Pralaya dikatakan akan terjadi pada jaman Kaliyuga. Jaman Kaliyuga merupakan jaman terakhir
dari ke empat jaman yang ada yang antara lain adalah jaman Kretayuga, jaman
Tretayuga, dan jaman Dwaparayuga, dan terakhir adalah jaman Kaliyuga. Dikatakan
bahwa umur manusia pada setiap jaman rata-rata tidaklah sama, rata-rata panjang
umur manusia akan semakin berkurang dari satu jaman ke jaman lainnya, pada tiga
jaman yang pertama rata-rata umur manusia masih di atas 100 tahun, selanjutnya
hingga ke jaman Kaliyuga
dikatakan bahwa rata-rata umur manusia tidak lebih dari 100 tahun.
Terjadinya Brahma Pralaya adalah sebagai berikut; pada akhir masa satu
kalpa atau sehari Brahma, yaitu sama dengan 1000 yuga, dunia akan musnah.
Selama 1000 tahun dunia akan timbul masa kekeringan sehingga dapat memusnahkan
semua ciptaan ini. Kejadian ini dimulai dengan terjadinya pengisapan yang terus
menerus yang dilakukan oleh tujuh macam sinar matahari yang akan mengosongkan
air-air ini yang ada di muka bumi, yaitu di alam patala dan samudra.
Dengan telah habisnya air itu akibat diserap oleh ketujuh sinar matahari tersebut, maka akan timbul
tujuh gumpalan air yang terpisah dan seterusnya akan menjadi tujuh bola pijar
yang sekaligus akan membakar habis segala yang ada dimuka bumi dan planet
lainnya sampai surga pun musnah.
Sedangkan penghuni yang ada akan dipindahkan ke Mahaloka dan dari situ kelak
akan dipindahkan ke Janaloka.
Dikatakan selanjutnya adalah dunia akan kembali lagi dari jaman Krtayuga
melalui Bathara Wisnu sebagai kekuatan
dan fungsi Brahman sebagai pemelihara suatu kehidupan hingga kemudian ke Bathara Brahma sebagai fungsiNya sebagai
pencipta.
Apakah Brahma Pralaya sudah semakin dekat?. Kalau kita cermati keterangan
di atas tentang bagaimana proses terjadinya Brahma Pralaya, kemudian kita
mencoba untuk menghubung-hubungkan dengan keadaan dunia yang akhir-akhir ini
dengan segala problemanya, seperti:
1.
Hutan semakin gundul; terjadi pembalakan hutan secara
ilegal, penebangan pohon dimana-mana, luasan hutan sudah semakin berkurang,
peralihan fungsi hutan terjadi dimana-mana, lahan-lahan kosong sudah semakin menyempit
yang kemudian diganti dengan pembangunan pemukiman, keserakahan manusia sudah
merajalela dengan merusak lingkungan yang ada, ruang terbuka hijau sudah
hampir-hampir sulit dijumpai, dlsbgnya.
2.
Moral manusia semakin merosot; moral manusia saat ini
sudah sangat merosot, terjadi perkosaan dimana-mana, antara bapak kandung
dengan anak kandungnya atau anak tirinya, terjadinya perselingkuhan yang sangat
terbuka bisa terjadi dimana-mana, hubungan sex bebas, anak-anak dengan cara
yang begitu mudah dapat mengakses gambar atau foto-foto atau film-film porno.
Anak sudah tidak menghargai orang tuanya lagi, anak sekolah tidak lagi
menghormati gurunya dll.
3.
Kejahatan yang semakin meningkat; kejahatan dari
tingkat anak-anak, remaja, dan kejahatan orang tua sudah sangat tinggi, bahkan
perbedaan antara kejahatan anak-anak, remaja, dan orang tua sudah tidak jelas
perbedaannya, pada bagian mana yang menunjukkan perbedaannya. Perampokan,
pencurian, pemerasan, korupsi, semuanya sudah semakin mengkhawatirkan.
4.
Dunia semakin panas/kekeringan dimana-mana; kekeringan
telah terjadi dimana-mana, sumber air semakin sulit/berkurang. Beberapa sumber mata
air telah kering, beberapa danau telah berubah bentuk, yang tadinya sebagai
sumber air, telah berubah menjadi kompleks hunian. Demikian pula daerah-daerah
yang tadinya berfungsi sebagai sumber resapan telah beralih fungsi. Kekeringan
terjadi dimana-mana, kerawanan pangan adalah sebagai dampak dari kekeringan
tadi. Sumber air bersih sudah sangat langka, akibatnya yang tadinya kotor dan
berbau, kini diolah agar dapat dikonsumsi. Sumber penyakit pun merajalela akibat dari pengolahan
air yang tidak higenis oleh karena air tersebut berasal dari sumber air yang
sangat kotor.
5.
Terjadi perang dimana-mana; perang dimaksudkan adalah
bukan saja perang yang terjadi antara negara, akan tetapi juga perang yang
terjadi antara suku, perang antara desa satu dengan desa lainnya, kampung satu
dengan kampung lainnya, perang antara kelompok, perang antara anak sekolah
dengan segala bentuk permasalahan, semuanya akibat dari masalah perut yang kosong, masalah tanah, masalah kekayaan,
dengan segala bentuknya.
6.
Manusia saling membunuh dengan sadisnya; saat ini hanya
karena masalah uang Rp 1000 saja orang sudah begitu tega saling membunuh. Pembunuhan multilasi, tanpa
perasaan dan tanpa penyesalan telah begitu gampang dilaksanakan oleh seseorang
terhadap teman akrabnya sendiri. Bahkan seorang anak dengan sadisnya membunuh
orang tuanya hanya karena hal yang sepele (tidak diberi uang), hanya karena sebiji buah nangka saja seorang anak tega
membunuh kakaknya, anak
SD secara nekad telah
menggantung dirinya karena belum membayar uang sekolah ataupun karena tidak
dibelikan HP, dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.
7.
Bencana terjadi dimana-mana; bencana sepertinya tidak
putus-putusnya terjadi dimuka bumi ini. Dari Tsunami, angin puting beliung,
topan George dll yang begitu banyak namanya. Gempa bumi, gunung-gunung meletus
mengeluarkan kawahnya dan tanah longsor maupun banjir yang semuanya memakan
banyak korban jiwa maupun
materi yang tidak sedikit jumlahnya.
Tampaknya dunia/bumi sudah sangat panyah menompang segala macam bentuk
kehidupan dan perbuatan manusia yang berada di atasnya yang diandaikan bumi
sebagai seorang manusia yang sudah renta dan sedang kesakitan berjalan tertatih-tatih
memikul beban yang sangat berat. Bahwa jaman Kaliyuga sudah semakin tua dan
semakin dekat berakhirnya, masa kerja Brahma tampaknya sudah semakin dekat
untuk menuju masa istirahat-Nya
dan jika Brahma beristirahat, maka bersamaan dengan itu pula terjadilah suatu
kehancuran dengan bumi. Bumi dengan segala isinya beserta planet-planet lainnya
akan hancur lebur dan yang akhirnya menjadi musnah, keadaan inilah yang dikenal
dengan istilah kiamat. Apakah
tanda-tanda yang telah disebutkan di atas
merupakan tanda-tanda akan datangnya sebuah peristiwa luar biasa (kiamat) dan merupakan
akhirnya jaman Kaliyuga, oleh karena Brahman telah payah (capek) dan perlu beristirahat???
Apa yang kita harus lakukan jika
demikian???????!.
Semua yang ada
didunia baik itu merupakan benda mati maupun benda hidup akan menuju kamusnahannya
juga. Bahwa yang ada di dunia ini
adalah bersifat tidak kekal (sementara). Semua akan termakan oleh waktu, waktu
jualah yang akan menentukan akan datangnya peristiwa yang maha dahsyat tersebut, k i a m a t
..........
Berputar/berjalannya waktu tidaklah dapat ditunda atau dibatalkan, dia
akan berjalan terus sesuai dengan hukum yang ada (Rta). Demikian pula dengan jaman Kretayuga telah berlalu, kemudian
diganti jaman Tretayuga demikian pula jaman Tretayuga berganti dengan jaman Dwaparayuga selanjutnya berganti lagi ke jaman sekarang
yaitu jaman Kaliyuga, seperti jaman-jaman lainnya, jaman Kaliyuga pun akan segera berakhir dan kiamat pun akan datang yang kemudian akan kembali ke jaman
Tretayuga, suatu jaman ketenangan, kedamaian, kemakmuran.
Manusia hanya bisa menunggu kapan hari kiamat itu akan datang, akan
tetapi tanda-tanda akan datangnya hari kiamat itu menunjukkan saatnya sudah
semakin dekat. Oleh karena itu manusia atau mereka yang selama ini lebih banyak
membaktikan dirinya terhadap duniawi, dunia materi dan telah lupa akan ajaran Dharma, mulailah kembali ke jalan Dharma, ke jalan kebaikan, yang merupakan jalan menuju Tuhan (Brahman).
Ajaran dalam kitab suci Weda, mengajarkan tentang tujuan hidup yang
sesungguhnya yaitu Moksa (Moksartham
jagadhita ya caiti Dharma), adalah suatu kehidupan yang kekal dimana
Atman yang berada pada setiap makhluk hidup/insan, mencapai tujuannya bersatu dengan Brahman
sebagai pusat atau sumber dari Atman itu sendiri. Atman merupakan bagian dari
Brahman, Atman hanyalah bagian dari Brahman yang dititipkan pada manusia (pada
jazad kasar) agar dapat
hidup, tanpa Atman badan kasar tidak dapat berfungsi. Atman dan Brahman adalah
satu (Brahman Atman Aikyam).
Bagawadgita Bab VI, sloka 30 menyatakan:
dia yang jiwanya terkonsentrasikan oleh yoga melihat Atman ada pada
semua
insan dan semua insan ada pada Atman,
dimana-mana ia melihat yang sama.
Sedangkan pada Bab V, sloka 26 berbunyi:
dia yang menguasai diri pribadinya mengontrol pikirannya, bebas dari
nafsu
dan murka mengetahui Atman ada disekitar dirinya mencapai nirwana
bersatu
dengan Brahman.
Untuk itu hindarilah apa yang disebut dengan punarbawa atau samsara
atau reinkarnasi (kehidupan yang berulang ulang kembali ke dunia), yang
memiliki makna sebagai kelahiran yang berulang kali adalah akibat dari
perbuatan asubha karma (perbuatan
buruk) yang lebih banyak dari pada perbuatan yang baik (subha karma). Keterikatan manusia akan materi akan mengakibatkan
atman akan selalu terikat pada materi sehingga selalu ingin lahir kembali untuk
menemui materi yang belum didapatkan akibat dari rantai kehidupannya yang telah
terputus. Manusia diberi akal dan budhi untuk dapat mengatur tingkah lakunya agar tidak
terikat oleh benda duniawi. Manusia diberi akal dan budi untuk dapat membedakan
dan memilah dan memilih mana perbuatan/tindakan yang baik dan yang mana
merupakan perbuatan yang tidak baik.
Bagawadgita Bab
VIII, Sloka 14 menyatakan:
dia yang terus-menerus mengenang Aku tidak memikirkan apa dan apalagi
selalu menguasai dirinya sebagai yogi. Oh Parta, dengan mudah sampai kepada-Ku.
Sedangkan dalam Bab VIII sloka
15 menyatakan:
setelah sampai kepada-Ku, mereka yang berjiwa besar ini tidak lagi menjelma
ketempat penuh duka di dunia tak kekal ini dan mereka tiba pada
kesempurnaan
tertinggi.
Berdasarkan sloka-sloka tersebut di atas, maka wajiblah manusia akan selalu
ingat/eling kepada
Brahman, eling bahwa
manusia adalah hanyalah sebagai suatu ciptaan Brahman yang akan pergi dan musnah
jika Brahman berkehendak. Dengan demikian sebelum kejadian itu menimpa engkau
umat manusia lebih banyaklah berbuat baik, lebih banyaklah berdoa. Dalam
Slokantara disebutkan bahwa
“agar engkau tidak keliru dalam
melakukan kegiatan apapun, sebutlah Oum. Agar semua yang engkau kerjakan akan
mendapatkan keselamatan dan pekerjaan tersebut akan direstui dan dilindungi Brahman”.
Om
Santi, Santi, Santi, Om
Penulis: I.N.
Widiartha Mahayasa, Ketua PHDI Kota Kupang
Telah
disetujui dan diedit oleh Lembaga Dharma Duta Kab./Kota Kupang
a.n Ketua
LDD Kab./Kota Kupang Waket/Bid. Dharmawacana
Pratama
B.A.P. Samosir, S.Ag
13 komentar:
berarti kita harus bersiap-siap menerima hari kiamat hari yg sangat di takuti olehh seluruh umat manusia
Ya tuhan
Brahman / Allah kok capek ?
rasah wedi sek mesti ono
Ya Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang Mahakuasa
Brahman itu tidak punya sifat marah,tapi kalo Allah itu kan punya "MURKA"
Apakah samsara/moksa bisa terjadi sebelum terjadinya mahapralaya? Atau harus sesudah maha pralaya terjadi? Lalu apa yang dilakukan manusia yang telah mati sebelum terjadinya maha pralaya???
HARE KRESNA HARE KRESNA KRESNA KRESNA HARE HARE HARE RAMA HARE RAMA
Om santi, santi, santi om....alam udah marah pd manusia yg rusak alam y sendiri bakal tumeko Purbo waseso/allah ta al
Menurut saya kalau sebelum kiamat kita sudah moksa, artinya tidak perlu menjalani hukuman di dunia lagi dgn reinkarnasi, tp kl kita terus menerus bereinkarnasi hanya saat kedatangan kiamatlah kita bisa moksa, karena akan dimulai lagi zaman yg baru
saya kembali ke blog ini semenjak terjadinya kebakaran hutan amazon dan kalimantan. dan saya membaca ini menjadi menyadarkan saya untuk menjadi pribadi yng lebih baik.
Saya islam, tapi suka baca tanda tanda akhir zaman semua agama,,,,oiya, agama hindu itu bakal datang seseorang yg turun kebumi mengendarai kuda putih, maaf kalo ada kata yg salah ,,, berarti sama dengan islam, bakal datang imam mahdi
Maaf Kalo brahman tidak punya murka kenapa ada karma? Karma kan kalo orang berbuat baik dapat kebaikan, dan kalo berbuat jahat dapat azab ,bukankan itu artinya orang jahat dimurkai brahman juga ,think about it! Hanya kalimatnya saja yg beda pada dasarnya sama .saya pernah dengar dari seorang pencerama agama kalau agama agama sebelum islam kayak hindu dan budha itu muncul karna saat itu manusia mencari cari Tuhan dan menulis kesimpulannya menjadi kitab ,sedangkan islam muncul karena Tuhan sendiri yang mau memberitahukan kepada manusia bagaimana menjalani hidup di dunia .mangkannya di india hindu tidak disebut sebagai agama melainkan "way of life" yg artinya "cara hidup"
Posting Komentar
Kami sangat berterima kasih kepada Anda yang berkenan menyampaikan komentar