Om Swastyastu,
Pada saat ini ijinkan saya menyampaikan
dharmawacana dengan judul “Belajar
Dari Kehidupan Angsa” Terlebih dahulu
mari kita berdoa, tundukkan kepala dan
hati kita memohon bimbingan dari
tuntunan dari Sang Hyang Widhi Wasa.
Om Asato ma sad gamaya
Tamaso ma jyotir gamaya
Mretyor ma amritham
gamaya
Om loka samasta
sukhino bhawantu
(Ya Hyang Widhi!Bimbinglah kami dari ketidakbenaran menuju jalan yang
benar
Bimbinglah kami dari kegelapan pikiran menuju
cahayaMu yang terang
Bimbinglah kami dari kematian menuju kehidupan yang kekal
Ya Hyang Widhi, semoga semua mahluk hidup
berbahagia)
Umat sedharma yang berbahagia. . . . .
Nasihat
orang bijak mengatakan bahwa sekolah boleh berakhir, tetapi janganlah berhenti
belajar. Sebab alam ini yang maha luas memberikan pelajaran yang begitu banyak, asalkan
kita mau melihat lebih dalam,
merenungkan dan mengambil mutiara-mutiara yang ada di dalamnya. Lihatlah
seorang Gede Prama yang menasihatkan
kita agar belajar dari air, lalu Andrias
Harefa menggagas agar kita belajar dari Matahari . Kemudian Stephen Covey
mengajarkan kita belajar dari pertanian, Sarasamuscaya sloka 53 menuturkan agar kita belajar kepada lembu tentang
keseimbangan hidup dan kali ini saya mencoba menyampaikan sebuah ilmu dimana
kita bisa belajar dari kehidupan hewan yaitu angsa.
Angsa dalam bahasa sanskerta disebut dengan “hamsa”1. Menurut Sayana kata hamsa berasal dari kata “han” yang
artinya pergi menuju keabadian2. Angsa dalam ajaran Hindu adalah hewan yang dihormati dan
disucikan. Karena kesuciannya angsa dipilih oleh Dewi Saraswati sebagai
wahanaNya. Kemudian dalam Dewata Nawa
Sangha ,dewa Brahma sebagai penguasa arah selatan juga menggunakan angsa
sebagai wahanaNya.
Di
bagian belakang Padmasana tepatnya di
atas burung Garuda. Wujud Angsa
digambarkan dengan kedua sayapnya yang mengepak-ngepak.Apa makna sayap
yang mengepak-ngepak tersebut? menurut lontar “Indik Tetandingan” wujud angsa
dengan sayap mengepak itu adalah simbol dari pada ardha candra, windu, dan
nada. Kedua sayap yang mengepak
menggambarkan ardha candra, kemudian kepala angsa menggambarkan windu, dan
mulut angsa menggambarkan nada.
Dalam Upanisad di sebutkan juga bahwa:
“Atma yang ingin bersatu dengan Brahman itu laksana burung angsa yang
mengepak-ngepakkan sayapnya”. Jadi
lukisan angsa pada Padmasana adalah simbol manusia yang ingin kembali
kepada Sang Hyang Widhi, yang juga disebutkan amoring acintiya.
Selain
suci, angsa juga melambangkan kebijaksanaan, dia mampu berenang tanpa
menyebabkan air keruh walaupun kakinya mengayuh badannya dengan begitu
cepat.Kemudian angsa dapat membedakan mana makanan dan mana lumpur yang harus
dibuang. Angsa adalah hewan yang cerdik, tajam pendengarannya, penuh setia kawan dan selalu hidup harmonis
dengan sesamanya.
Umat sedharma yang saya hormati. . . . .
Bagi
yang tinggal di negara empat musim seperti Belanda dan Amerika pada saat musim
gugur akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari
musim dingin. Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf
“V”(baca ve). Dari formasi tersebut ada
beberapa pelajaran yang dapat dipelajari dan dipraktekkan dalam
kehidupan ini diantaranya:
Pelajaran
pertama
Ketika
masing-masing burung angsa mengepakkan sayapnya, ia akan memberikan daya dukung
bagi angsa yang terbang tepat di belakangnya. Sehingga angsa yang terbang di
belakangnya tidak perlu bersusah payah untuk menembus ‘dinding udara’ di
depannya. Dengan terbang dalam formasi “V”(ve), seluruh kawanan angsa dapat
menempuh jarak terbang 71% lebih jauh jika dibandingkan kalau setiap angsa terbang sendirian. Bahkan pada
masa migrasinya, angsa-angsa liar bahkan
terbang melebihi gunung-gunung tertinggi di dunia, dan mampu menempuh
jarak sampai 1.000 Km dalam
sehari (seorang ilmuan telah membuktikan).
Pertanyaanya, mengapa angsa dapat
terbang sehebat itu? Jawabannya ternyata angsa adalah unggas yang memiliki hati lebih besar di bandingkan hewan
sejenisnya seperti ayam, bebek dan yang lainnya. Besarnya hati yang dimiliki angsa, dapat menyuplai darah segar
dengan baik, walapun dalam ketinggian yang ekstrim dimana oksigen saat itu
sangat minim.
Mengacu pada fakta ini, pelajaran yang dapat
kita petik adalah bahwa dalam kehidupan
bermasyarakat ('menyamabraya'), ketika kita bergerak dalam arah dan tujuan yang
sama serta saling berbagi dalam komunitas di antara kita, maka apa yang kita
ingini akan tercapai dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena
kita menjalaninya dengan saling mendorong,saling memotivasi dan saling
mendukung satu dengan yang lain. Pekerjaan sebesar apapun kalau kita lakukan
secara bersama-sama niscaya akan lebih mudah terlaksana.
Angsa
putih selalu bergerak atau terbang secara bersama-sama dalam jumlah yang
banyak.
“Hamso yatha ganam” angsa putih menghendaki bergerak dalam kelompok yang banyak.(Rgveda IX.32.3)3.
Dalam
kebersamaan mencapai tujuan yang utama.
Pelajaran
kedua
Jika seekor angsa keluar dari formasi rombongannya, ia akan merasa berat dan sulit
terbang sendirian. Lalu dengan cepat ia
akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang
diberikan angsa di depannya.
Pelajaran yang dapat kita peroleh dari
fakta ini, adalah: kalau kita tinggal dalam formasi atau lingkungan dengan
saudara-saudara kita yang telah berjalan di depan,yang telah maju,yang banyak
pengalaman dan lain sebagainya. Maka seyogyanya kita akan mau menerima bantuan
dari orang lain dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Sebab kita jauh
lebih sulit melakukan sesuatu seorang diri dari pada melakukannya secara
bersama-sama atau bergotong royong. Bhagawad Gita III.114 berpesan “Dengan saling memberi engkau akan
memperoleh kebajikan utama” Lebih
lanjut Mahesh Yogi seorang guru spiritual berpesan ”bila ingin menerima,kau harus memberi demikianlah hukum alam”. Kesimpulannya
menerima dan memberi adalah hukum alamiah dimuka bumi ini.
Pelajaran ketiga
Ketika
angsa pemimpin lelah, ia akan memutar ke
belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.
Pelajaran yang dapat kita petik untuk
kehidupan bersama adalah: dalam melaksanakan pekerjaan besar dan sulit seperti
odalan,ngaben dll, perlu adanya pendelegasian wewenang. Tujuan apa? : 1)agar bawahan mampu melakukan
pekerjaan dengan baik, 2)pendelegasian menciptakan kerja tim dan
3)pendelegasian adalah salah satu fungsi dari pembinaan. Seperti halnya angsa,
manusia saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas,
dan memiliki keunikan dalam karunia, talenta, atau sumber daya lainnya.Setiap
orang ada ahlinya dan setiap ahli ada orangya demikian pesan para bijak.
Pelajaran keempat
Angsa-angsa
yang terbang dalam formasi “V” mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang untuk
memberikan semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan
terbang dapat dijaga.
Pelajaran
yang dapat dipetik adalah: kita harus memastikan bahwa suara yang
kita berikan akan memberi kekuatan, memotivasi bukan melemahkan. Dalam kelompok
yang saling menguatkan, hasil yang dicapai akan menjadi lebih besar dan
maksimal. Begitu juga dalam sebuah organisasi banjar misalnya akan terjadi
hubungan yang harmonis bila ada dukungan dari anggota sehingga keberlangsungan
organisasi dapat di jaga.
Pelajaran kelima
Ketika
seekor angsa sakit atau terluka, maka dua angsa yang lain akan ikut keluar dari
formasi dan terbang turun untuk membantu dan melindungi angsa yang sedang sakit
atau kelelahan. Mereka akan tinggal dengan angsa itu sampai ia mati atau dapat
terbang lagi.
Pelajaran yang dapat kita peroleh dari fakta ini adalah: kalau kita punya perasaan, setidaknya
seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam
saat-saat sulit mereka, sama seperti ketika segalanya baik adanya. Baik suka
maupun dukha. Senang maupun sedih. Inilah
yang disebut dengan sahabat sejati.Niti Sataka sloka 65 dijelaskan definisi
seorang sahabat sejati yaitu:
“dia yang menghentikan kita dari perbuatan dosa dan mengajak berbuat baik serta dalam kesulitan mereka tidak meninggalkan dan selalu siap menolong”5.
Filosofi
menolong adalah saat ada orang lain yang menolong Anda jangan langsung
membalasnya kepada orang tersebut, melainkan tolonglah, bantulah orang lain dengan demikian, kebaikan tidak
akan berhenti pada dua orang saja,tetapi akan terus berlanjut dan menyebar ke
lebih banyak orang.
Umat sedharma yang berbahagia…..
Kesimpulannya
ada beberapa pelajaran yang dapat kita peroleh dari kehidupan hewan yang
bernama angsa antara lain:
angsa mengajarkan nilai kesucian, nilai kebijaksanaan, nilai kebersamaan, nilai kerjasama, pendelegasian wewenang dan saling tolong menolong antar sesama. Kehidupan ini hendaknya diusahakan dengan kebaikan jangan sampai hidup diisi dengan nrsansa(baca-nrcangsa)6 yaitu hidup yang mementingkan dirisendiri atau egois.
Demikianlah dharmawacana kali ini, semoga ada manfaatnya. Saya
akhiri dengan sebuah pantun:
Ke Bekasi beli durian
Beli map di Pancoran
Trimakasih atas perhatian
Mohon maaf atas kekurangan
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Catatan Belakang :
- Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan oleh I Made Titib, Paramita Tahun1998 hal 635
- Purana Sumber Ajaran Hindu Komprehensip oleh I Made Titib,Pustaka Mitra Jaya Tahun2003 hal 250.
- Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan oleh I Made Titib, Paramita Tahun1998 hal 633
- Bhagawad Gita (Pancamo Veda) oleh G. Puja MA,SH, Paramita Tahun 2005 hal 85.
- Niti Sataka terjemahan dan penjelasan Dr. Somvir hal. 42.
- Sarasamuccaya oleh I Nyoman Kajeng ,dkk,Paramita Tahun 2003 hal 57.
- Naskah Lomba Penyuluh Berprestasi Tk. Nasional Di Hotel Kartika Chandra Jakarta pada tanggal 22-24 Juli 2013.
- Penulis ( Wayan Alit Sudarma,S.Ag.) adalah Penyuluh Agama Hindu pada Kemenag Provinsi Nusa Tenggara Timur. Way_sudarma@yahoo.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
Kami sangat berterima kasih kepada Anda yang berkenan menyampaikan komentar