Melasti Tawur Kasanga

Meningkatkan bhakti, menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa, dan mencegah kerusakan alam

Kamis, 22 Agustus 2013

Banten Pejati - Cara Membuat dan Kajian Filosofis

Banten dalam agama Hindu adalah bahasa agama. Ajaran suci Veda sabda suci Tuhan itu disampaikan kepada umat dalam berbagai bahasa. Ada yang disampaikan dalam bahasa tulis, misalnya pustaka Veda Samhita dalam bahasa Sanskerta, ada yang disampaikan dengan bahasa lisan. Bahasa lisan ini sesuai dengan bahasa tulisnya. Di Indonesia disampaikan dalam bahasa Jawa Kuno dan di Bali disampaikan dalam bahasa Bali. ...

Rabu, 07 Agustus 2013

Memaknai Hari Sarasvati

Hari Raya Saraswati bagi umat Hindu di Indonesia dirayakan setiap 210 hari sekali menurut kalender Jawa Bali, yakni pada setiap Saniscara Umanis Watugunung. Kata 'Sarasvatī' ( सरस्वती) dalam bahasa Sanskrta berasal dari akar kata 'Sr' yang artinya mengalir. Dalam Rigveda, Saraswati adalah sungai dan sekaligus dewi sungai. Namun dalam perkembangan selanjutnya, Sarasvati semakin kehilangan status sebagai dewi sungai dan memperoleh status baru sebagai dewi ilmu pengetahuan dan seni. Dalam agama Hindu, Devi Sarasvati melambangkan kecerdasan, kesadasarn, pengetahuan semesta alam, kreativitas, pencerahan, dan seni. Umat Hindu memuja Devi Sarasvati lebih daripada sekedar dewi ilmu pengetahuan akademik, melainkan sebagai dewi pengetahuan semesta alam, yaitu sebagai 'Ibu Veda'. Pelajaran mengenai...

Selingan: Alangkah Lucunya Orang Bali

Blog atau situs suatu lembaga biasanya berisi hal-hal yang diatur sedemikian rupa supaya lembaga yang bersangkutan terkesan hebat. Banyak contoh, lihat saja situs-situs lembaga lain. Kalau bukan menampilkan yang bernuansa pencitraan, isinya pasti serius. Saking seriusnya, orang menjadi sulit memahami, sesungguhnya yang ingin dikuomunikasikan itu apa? Blog ini mengenai organisasi Hindu, karena itu mungkin tidak harus hanya berisi tulisan mengenai Hindu. Sambil menunggu ada kontribusi umat (mudah-musahan ada yang terpanggil melakukan jnana yadnya), kami menampilkan tulisan dari blog/website lain, tentunya yang senuansa. Dan dari tulisan yang kami pilih, berikut ini adalah tulisan untuk menertawakan diri sendiri. Lucu itu pembawaan, tak bisa dipaksakan. Tidak banyak orang yang fasih melucu....

Untuk Kita Renungkan: Mengapa Sebagian Umat Kaharingan Ingin Keluar dari Hindu?

Penduduk asli Pulau Kalimantan adalah Suku Dayak. Mereka terbagi dalam 405 sub suku, yang masing-masing mempunyai bahasa dan adat-istiadat sendiri-sendiri. Tjilik Riwut membagi Suku Dayak ke dalam 7 kelompok, yaitu: (1) Dayak Kayan, yang daerah persebaraniniya meliputi Kabupaten Bulungan di Kalimantan Timur dan Serawak di Malaysia; (2) Dayak Punan, yang daerah persebarannya meliputi Kabupaten Berau dan Kutai di Kalimantan Timur; (3) Dayak Iban, yang daerah persebarannya meliputi Kabupaten Kapuas Hulu di Kalimantan Barat dan Serawak di Malaysia; (4) Dayak Ot Danum, yang daerah persebarannya meliputi bagian besar Kalimantan...

Senin, 05 Agustus 2013

Umat Hindu Adat Kei, Maluku Tenggara

Pada zaman dahulu, sekitar tahun 1810, ada seorang tokoh spiritual yang berasal dari Bali. Beliau bernama Ketut yang sering di sebut dengan nama Tebtut. Beliau mempunya istri yang berasal dari desa Tanimbar Kei, bernama Nen Sikre. Beliau kemudian mengajarkan ajaran spiritual kegamaan, yaitu ajaran agama Hindu. Tetapi jauh sebelum beliau datang, sebutan agama Hindu sudah ada di desa ini. Sebutan agama Hindu bagi umat di desa Tanimbar Kei sudah ada sebelum zaman penjajahan Belanda, sejak zaman kerajaan Majapahit. Jauh sebelum masuknya agama Hindu, masyarakat di desa Tanimbar Kei sudah memegang teguh adat, tradisi dan kepercayaan setempat,...

Panaturan: Kitab Suci Hindu Kaharingan

Agama Hindu sudah berusia ribuan tahun. Diperkirakan telah ada sejak 5 ribu tahun yang lalu. Agama ini mula-mula dianut oleh masyarakat India di sepanjang sungai Sindu. Kemudian ajaranNya menyebar ke seluruh pelosok dunia. Sebagai sebuah agama memiliki pula kitab suci yang bernama Weda. Kitab suci Weda ini terbagi atas dua kelompok besar, yakni kitab Weda, Sruti dan Weda Smerti. Kitab Weda Sruti terbagi lagi atas 3 kelompok, yakni kelompok Kitab Suci Mantra, Brahmana, dan Upanishad. Yang termasuk di dalam kelompok kitab Mantra adalah Kitab Rig Weda, Sama Weda, Yajur Weda dan Atharwa Weda. Keempatnya sering disebut sebagai kitab suci Catur Weda. Kitab Brabmana terbagi lagi atas kelompok kitab Aitareya, Satapatha, Tandya, dan Gopatha. Sedangkan kitab Upanishad terdiri atas 92 buah...

Minggu, 04 Agustus 2013

Kaharingan Bukan Hindu Kaharingan

Ufuk timur masih malu-malu menampakan wajahnya. Di tepi sungai, suara riang anak-anak kecil bermain air bersatu padu dengan suara air yang tersiram ke tubuh-tubuh warga yang sedang mandi di sungai Kahayan, Desa Tumbang Malahui, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Suara ayunan sapu lidi bersentuhan dengan tanah, mengoyak sampah-sampah disekitar halaman bangunan bercorak Dayak Kuno. Orang Dayak menyebut bangunan ini Balai Kaharingan. Pagi itu, Jumat (22/03/2012) puluhan orang sudah beramai-ramai mendatangi Balai Kaharingan. Puluhan orang ini adalah penganut agama Kaharingan. Sebagian orang diluar dayak menambahkan katra Hindu di depannya....

Dirjen Hindu: Tak Ada Hindu Kaharingan

Upacara Pitra Yadnya yang dilaksanakan oleh umat Hindu Kaharingan. Sumber: One Religion that Developed in Borneo Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Bimas Hindu, Prof. Dr. IBG Yudha Triguna MS menegaskan, di wilayah Indonesia tak di kenal adanya agama Hindu Bali, Hindu Jawa atau Hindu Kaharingan karena yang ada hanya satu agama Hindu. Penegasan Dirjen Bimas Hindu dilontarkan di Jakarta, Kamis, saat menyaksikan ceramah umum Mufti Besar Suriah, Syekh Dr. Ahmad Badruddin Hassoun di Gedung Depag, MH Thamrin. Ia mengatakan, Hindu yang dianaut suku Bali Bugis, Jawa dan Kaharingan memang ada di Indonesia tetapi bukan Hindu Kaharingan atau...

Sabtu, 03 Agustus 2013

Bertemu Mbah Mujioto yang Mahir Huruf Dewanagari

Mbah Muji, demikian panggilan yang sering dilontarkan umat Hindu yang berada di sekitar Kecamatan Tegal Delimo, Banyuwangi ketika memanggil tokoh Hindu yang satu ini. Mbah Muji yang bernama lengkap Mujioto ini adalah pemangku sekaligus tokoh yang disegani oleh umat Hindu di sekitar Tegal Delimo, demikian pula umat yang berada di sekitar Banyuwangi. Ditemui di kediamannya di Desa Kadungsari, Dusun Persen, Kecamatan Tegal Delimo, tokoh ini begitu bersemangat menuturkan tentang perjalanan beliau dengan beberapa tokoh lainnya di dalam membangkitkan semangat umat Hindu di sekitar Kecamatan Tegal Delimo. Tokoh ini pula salah satu dari sekian...

Parisada Berubah dari Majelis Menjadi Ormas Perkumpulan

Tanpa diketahui Sabha Pandita dan Sabha Walaka, Pengurus Harian PHDI Pusat mendaftarkan Parisada Hindu Dharma Indonesia sebagai ormas Perkumpulan di Kementrian Hukum dan HAM. Parisada kini tak lagi berupa majelis seperti MUI, KWI, PGI atau Walubi, namun seperti Ansor atau Front Pembela Islam. Perubahan status Parisada Hindu Dharma Indonesia dari majelis ke organisasi masyarakat -- dalam hal ini yang dipakai istilah perkumpulan -- diketahui dalam Pesamuhan Sabha Pandita yang mendahului Pesamuhan Parisada di Swiss Belhotel Palangka Raya, 22 Februari lalu. Adalah Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda, wakil dharma adyaksa, yang menanyakan hal itu. Perubahan itu tercantum dalam draf keputusan pesamuhan yang merekomendasikan penegerian UNHI Denpasar. Sebelum Dharma Adyaksa Ida Pedanda...

Tumpek Kandang: Antara Konsep dan Realitas

Alam semesta dan semua isinya merupakan perwujudan Ida Sang Hyang Widhi. Umat Hindu secara turun temurun sudah diajarkan nilai-nilai untuk menjaga keharmonisan dan keselarasan lingkungan serta alam semesta, antara lain dinyatakan dalam bait Puja Tri Sandya: Sarvaprani hitankarah (hendaknya semua makhluk hidup sejahtera), yang mendoakan kesejahteraan dan keseimbangan jagat raya dan semua isinya. Namun dalam beberapa dekade terakhir, isu-isu lingkungan selalu menjadi pembicaraan hangat di seluruh dunia, sepert isu pemanasan global (global warming) yang berakibat pada perubahan iklim (climate change), kepunahan berbagai spesies flora dan fauna, penebangan hutan ilegal, pencemaran wilayah perairan, kerusakan ozon dan polusi udara. Pada tahun 2006, PBB mengeluarkan laporan berjudul...

Page 1 of 12123Next

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites