Rabu, 19 Februari 2014

CATUR MARGA/CATUR YOGA


Om Swastyastu,
Manusia memiliki bakat, selera dan kebiasaan yang berbeda-beda. Demikian pula dalam menempuh jalan ketuhanan memiliki kemampuan yang berbeda. Agar manusia memiliki kemantapan dan tetap ada di jalan keTuhanan, di dalam kitab suci Weda diajarkan empat jalan yang disebut catur marga/catur yoga yaitu: Karma Marga/Karma Yoga, Bhakti Marga/Bhakti Yoga,  Jnana Marga/Jnana Yoga, dan Raja Marga/Raja Yoga
Karma Marga / Karma Yoga
Adalah jalan spiritual yang ditempuh dengan melakukan perbuatan baik.  Perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus ikhlas tanpa memperhitungkan untung maupun ruginya, berbuat demi kemanusiaan, demi pengabdian terhadap dharma atas dasar bakat dan kemampuan yang dimiliki. Perbuatan Perbuatan baik yang dilakukan hendaknya diyakini bahwa hasilnya pasti kebaikan bila dilakukan dengan sunguh-sunguh atas dasar kemuliaan dari sebuah pengabdian. Tuhan adalah mahakarya beliau menciptakan segala sesuatu yang ada dan memelihara segala sesuatu yang ada tanpa membedakan jenis, manfaat atau nilainya.
Jalan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan adalah jalan yang dilakukan dengan menyesuaikan sifat-sifat ketuhananya itu: melakukan pekerjaan tanpa mengharapkan hasilnya untuk kepuasan pribadi. Cintailah pekerjaan itu sebagai bakat dan prestasi yang dapat dipersembahkan untuk kesejahteraan makhluk hidup dan kedamaian bersama.
Karma Marga/Karma Yoga mengajarkan kita bagaimana seharusnya kita bekerja tidak terikat tanpa melihat siapa yang ditolong serta untuk apa. Karena setiap tindakan keakuan (egoisme) memperlambat tercapainya tujuan.
Kita seharusnya seperti daun teratai, ia tumbuh di dalam air tetapi tidak pernah dibasahi oleh air begitulah seharusnya kita di dunia – hatinya menghadap keTuhan, tangan menghadap pada pekerjaan seperti yang tertuang di dalam Bhagawad Gita III 3.19 dinyatakan:
karena itu hendaknya seseorang bertindak karena kewajiban tanpa terikat terhadap hasil kegiatan. Sebab dengan bekerja tanpa ikatan terhadap hasil seseorang sampai kepada yang mahakuasa.

Bhakti Marga/Bhakti Yoga
Adalah  jalan spiritual yang diwujudkan dengan sikap berpikir, berkata, dan berbuat sebagai rasa sujud kehadapannya. Wujud  bhakti itu di antaranya :
Menghormat: sebagai pencetusan wujud bhakti terhadap semua ciptaan Tuhan sehingga terjadi keseimbangan hidup untuk kedamaian dan kesejahteraan hidup.

Memuja: wujud bhakti dalam bentuk lantunan puji-pujian kidung yang ditujukan kepada Tuhan yang member berkahnya pada kehidupan ini.

Berdoa: wujud bhakti yang dilakukan  dalam menyampaikan permohonan kepadanya atas ketidak mampuan dan keterbatasan kita. Wajib berdoa agar diberkati dan diampuni segala dosa serta kekurangan-kekurangan kita. Bhagawad Gita bab VIII 8.22 menyatakan:

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa,yang lebih agung daripada semua kepribadian lainnya, dapat dicapai oleh bakti yang murni. Walaupun beliau berada tempat tinggalNya, beliau berada dimana-mana dan segala sesuatu berada di dalam DiriNya.

Menyembah: wujud bhakti sebagai penyerahan diri yang dilakukan dengan tulus dan penuh kepasrahan terhadap kemahaangungan Tuhan :lebih di tekan lagi dalam kitab Bhagawad Gita XII 12.6-7 dinyatakan orang yang menyembahku menyerahkan segala kegiatannya kepada-Ku, setia kepada Ku tanpa menyimpang, tekun dalam pengabdian suci bhakti, selalu bersemadi kepada-Ku, dan sudah memusatkan pikirannya kepada-Ku cepat kuselamatkan dari lautan kelahiran dan kematian, wahai putera prtha
Demikian luasnya wujud bhakti itu sebagai rasa kedekatan umat manusia denganTuhan, karena dengan rasa bhakti ini pula kita menyadari semua perbuatan, wujudkan bhakti itu di dalam rumah tangga bersama keluarga baik dengan berdoa maupun lantunan puji-pujian/kidung secara untuk mewujudkan ketentraman rumah tangga, sehingga pengampunan dan perlindungan Tuhan selalu didapatkan.

JnanaMarga/Jnana Yoga
Melakukan kegiatan dengan pengetahuan, karena dengan memiliki pengetahuan pekerjaan akan mudah dilakukan dan mutu pekerjaan itu akan lebih baik. Kita bias dekat dengan Tuhan karena memiliki pengetahuan keTuhanan. Pengetahuan keTuhanan yang telah dimiliki hendaknya diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari sehingga pengetahuan yang dimiliki bertambah dan berkembang. Dengan mempraktekkan pengetahuan akan muncul pengalaman-pengalaman yang akan menambah wawasan pengetahuan yang sekaligus menumbuhkan wiweka, intuisi (kata hati).

Ada dua jenis pengetahuan:
1)   Pengetahuan yang bersifat keduniawian: Lebih bersifat nyata dan dapat dibuktikan dengan benda duniawi dan ditentukan oleh perkembangan zaman. Zaman dahulu pengetahuan yang bersifat keduniawian lebih terfokus pada masalah kesaktian, pada zaman sekarang lebih terfokus kepada pengembangan teknologi.
2)   Pengetahuan yang bersifat kerohanian: Merupakan pengetahuan jiwa, bersifat tidak nyata dan sulit dibuktikan dengan kenyataan duniawi. Memiliki pengetahuan kerohanian adalah sebagai alat pengendalian diri agar tidak terseret oleh masalah-masalah keduniawian. Mengenai Jnana Marga/Jnana Yoga dalam Bhagawad Gita bab IV 4.39 menyatakan bahwa :
Orang setia yang sudah menyerahkan diri kepada pengetahuan yang melampaui hal – hal duniawi dan menaklukkan indria-indrianya memenuhi syarat untuk mencapai pengetahuan seperti itu dan setelah mencapai pengetahuan itu, dengan cepat sekali ia mencapai kedamaian rohani yang paling utama.

Raja Marga/Raja Yoga
Adalah jalan mendekatkan diri kepadaTuhan dengan cara memusatkan pikiran kepadaNya agar kehadiran Tuhan dapat dirasakan di dalam diri. Raja Yoga juga disebut dyana yaitu mendekatkan diri dengan Tuhan dengan jalan meditasi. Untuk menyakini keberadaan Tuhan yang Maha Esa tidak cukup hanya diteorikan belaka namun harus dirasakan bahwa Tuhan itu benar-benar ada, demikian pula keberadaanNya di dalam diri ada dimana–mana. Berbagai kitab suci telah menguraikan tentang keberadaan Tuhan dan kitab suci itu pun ditulis oleh orang-orang yang mampu menerima kehadiranTuhan  maupun tuntunanNya karena latihan-latihan raja yoga yang dilakukan.
Ada tiga cara untuk menyakini keberadaanTuhan yang Maha Esa yang disebut dengan Tri Premana yang terdiri dari : Agama Premana,  AnumanaPremana, PraktyasaPremana, dan Agama Premana :
Pengetahuan ketuhanan yang diterima melalui ajaran agama,membaca buku ataupun mendengar cerita pengalaman dari orang lain.
1)       Anumana Premana :Menganalisa terhadap adanya bukti–bukti yang meyakinkan tentang adanya Tuhan. Adanya alam semesta beserta isinya sudah pasti ada yang menciptakan. Bhagawad Gita X 10.8 menyatakan
Aku adalah sumber segala dunia rohani dan segala dunia material, segala sesuatu berasal dari-Ku. Orang bijaksana yang mengetahui kenyataan ini secara sempurna menekuni bhakti, kepada-Ku dan menyembah-Ku dengan sepenuh hatinya.

2)  PraktyasaPremana: Pengetahuan ketuhanan yang diterima lewat bukti nyata atau pengalaman penampakan Tuhan secara langsung. Penampakan ketuhanan secara langsung dapat dialami melalui jalan raja yoga melihat dengan mata bathin akan sifat – sifat ketuhanan dalam berbagai penampakan.
Raja Yoga bukanlah sesuatu yang menakutkan yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, melainkan kegiatan meditasi yang harus dilakukan dengan rileks dan dapat dipraktekkan dalam usia anak – anak remaja sehingga melatih diri untuk terbiasa dalam berkonsentrasi dan mengenal ketuhanan. Lebih ditekankan lagi dalam Bhagawad Gita VIII 8.8 menyatakan:
Orang yang bersemedi kepada-Ku sebagai kepribadian Tuhan Yang MahaEsa, dengan pikirannya senantiasa tekun ingat kepada-Ku, dan tidak pernah menyimpang dari jalan itu,dialah yang pasti mencapai kepada-Ku.
Demikian kita semua telah mengetahui adanya empat jenis marga/yoga dalam perjalanan spiritual, yaitu: Karma Marga/Karma yoga,Bhakti Marga/Bhakti Yoga, JnanaMarga/Jnana Yoga,Raja Marga/Raja yoga. Tidak ada garis pembatas diantara keempatnya. Tidak ada seorang pejalan spiritual yang hanya menggunakan salah satu diantara keempat Marga/Yoga tersebut secara terpisah dengan Marga/Yoga yang lainnya, yang ada hanyalah penonjolan salah satu daripada yang lainnya. Memasuki zaman kali yuga ini, penekanan lebih banyak kepada Karma Marga/Karma Yoga dan Bhakti Marga/Bhakti Yoga meninggalkan dualainnya.

Semoga Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan WaranugrahaNya kepada kita semua sehingga dapat melaksanakan tugas dan pengabdian yang sebaik-baiknya.
Om SantiSantiSanti Om
Penulis: Martini: penyuluh Non PNS pada Kanwil Kemenag Prov.NTT

0 komentar:

Posting Komentar

Kami sangat berterima kasih kepada Anda yang berkenan menyampaikan komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites